Halaman Depan

Saturday, March 22, 2014

Kormasit - Parasit


Ngepost tentang KKN sekarang mungkin memang sudah agak kadaluarsa. KKN PPM UGM pada bulan Juli-Agustus 2013, bagi saya momen tersebut merupakan salah satu dinding besar yang harus dilewati untuk mencapai kelulusan selain dinding lainnya yakni PPL dan Tugas Akhir. Terlebih lagi, dalam kumpul pertama KKN GK-04 di KPFT, saya ditunjuk jadi kormasit (Koordinator Mahasiswa tingkat Sub unit). Saat itu, pembagian subunit entah berdasarkan apa saya lupa, cowok yang dapat subunit Dusun Temon ada Saya, Adhi, dan mas Eko. Karena saat itu mas Eko gak datang, sedangkan Adhi sudah menjabat sebagai kormanit (Koordinator Mahasiswa tingkat Unit), mau tidak mau saya yang kebagian jatah sebagai kormasit. Yah mungkin segala sesuatu akan jadi sangat berbeda jika malam tersebut mas Eko hadir. Sangat mungkin.

Awal-awal, kormasit disuruh ngumpulin estimasi biaya hidup 2 bulan. Selain itu, kormasit disuruh merekap apa saja kebutuhan subunit. Apa saja yang perlu dibawa masing-masing, si A bawa apaan, si B bawa apaaan, apa aja perlengkapan subunit yang belum tersedia, dan lain-lain. Survey mengumpulkan informasi dari dusun yang akan ditempati. Ribet. Dan liat-liat berbagai persiapan subunit lain, entah di grup facebook maupun saat rapat per subunit, terlihat begitu rapi dan teratur. Menyilaukan. Bikin Minder. Saya jadi kasihan sama orang-orang apes yang harus dikoordinir oleh saya waktu itu.



Estimasi (sempet pengen iseng bikin di paint sih)

Bagi saya yang semi introvert, gak pandai ngomong, gampang panik dan bingung, ceroboh, perusak, dan lain-lain, harus jadi kormasit selama 2 bulan kurang sedikit itu jadi pelajaran banget. Tapi gak tau juga pelajaran yang didapat masih bersisa gak sampai sekarang. Awal-awal KKN, saya sempat diprotes kok kormasit gak pernah ngasih komando atau semacamnya. Banyak evaluasi yang saya dapat misalnya keraskan suara kalo ngomong, jangan bingung, terima kritik, jangan malu bersosialisasi dan lain-lain, malu kalo harus ditulis semua. Harus berinisiatif bikin jadwal sosialisasi anak KKN dengan warga per RT, mengenal warga dusun sebanyak mungkin (sebenarnya ini tugas semua juga sih). Jelas bingung dan tertekan di awal-awal, namun seiring berjalan waktu, mulai terbiasa juga.

Terbiasa bukan berarti selalu melakukan segala sesuatu dengan benar. Di pertemuan sosialisasi per RT, saya gak terlalu banyak berperan seperti seharusnya. Saya juga masih belum berhasil mengompakkan temen-temen subunit (menurut saya).  Pas ada acara kluster tertentu gak semua anggota subunit datang meskipun mungkin luang (saya termasuk), gak kayak Dusun lain yang bener-bener kompak. Juga saat evaluasi rutin subunit, saya juga paling cuma mbuka dan nutup. 

Dusun Temon yang kami sebut sebagai negara api, dusun yang penuh kehangatan. Tapi kalo sekali panasnya keluar, ngeri. Contohnya pas kami rencanain bikin lomba buat memperingati hari kemerdekaan. Sempat terjadi perselisihan antara kaum pemuda dengan kaum tua pas malam tirakatan yang kami manfaatkan untuk ngobrolin rencana kami. Tondy dan Gaby mungkin yang paling kerepotan malam itu. Lagi –lagi saya gak berbuat banyak. Dan akhirnya, setelah dipikir dan dibicarakan selama beberapa hari, malah beberapa lomba gak diadakan. Kalo diinget-inget, mungkin itu bagian KKN yang paling suram.

Saat mendekati akhir-akhir, kami sibuk dengan administrasi laporan KKN. Berbagai kabar yang muncul memang cukup membingungkan. Saat saya sempet turun ke Jogja, saya coba tanya ke temen-temen jurusan tentang laporan KKN. Siapa tahu dapat pencerahan. Ada yang sama-sama bingung, ada yang dah selesai, dan yang unik, ada yang bilang ,”Takon wae nyang kormasitmu!” (tanya aja ke kormasit mu). Berarti, default nya kormasit seharusnya tahu tentang detail pengerjaan laporan KKN dari LPK, R1, R2 dan apalah lainnya itu saya lupa. Sekali lagi saya gagal sebagai kormasit. Dan tentu masih banyak kegagalan lainnya, termasuk ngrepotin kluster sainstek dengan ngambang dan gajenya program filtering (yah ini gak nyambung sama kormasit sih).

Saya mungkin gak setenang Adhi, gak sebijak Anton, maupun gak sevisioner Tondy. Jelas akan berbeda jika yang jadi kormasit salah satu dari mereka. Tapi semoga dengan pelajaran sebagai kormasit ini, saya bisa jadi orang yang lebih baik ke depannya. Teman-teman GK-04, khususnya subunit temon, meski mungkin kalian takkan membaca tulisan ini, maaf nggih jika selama 2 bulan saya lebih mirip parasit daripada kormasit. Terima kasih sudah jadi inang saya selama 2 bulan tersebut. Sebenarnya hingga saat tulisan ini ditulis, ada sedikit yang masih mengganjal dalam pikiran saya. Saya merasa masih ada hutang terhadap Dusun Temon. Entah apa.


Thanks to:

Temen-temen subunit Temon (biar gak mainstream, fotonya pake nasi kuning yang dipake buat lomba mumpung pas ada 7)


Tondy 
Mbak Tania
Gaby 
Frayda 
Mbak Dian
Anton
Adhi

No comments:

Post a Comment