Halaman Depan

Thursday, June 24, 2021

Hasil Berjemur Bareng Black Shark 3

Kali ini saya coba pakai BlackShark 3 (yang reviewnya gak selesai-selesai bikinnya) untuk menemani ambil foto-foto saat berjemur. Sebenarnya sudah ambil foto kamis 24 Juni 2021 kemarin. Hanya saja saat lihat foto di bawah ini, saya jadi bingung mana yang mode potrait dan mana yang mode auto (karena upload nya juga langsung banyak sih).

Sekilas seperti mirip-mirip dan tidak ada bedanya. Hanya saja pada gambar pertama dan ketiga, seperti ada fokus yang miss sehingga ada bagian yang malah menyatu dengan background. Sementara di foto kedua, mungkin karena shadow yang agak gelap di bagian parkiran, jadi objek jadi lebih terhighlight. Tapi tetap saya tidak yakin mana yang pakai auto maupun yang pakai potrait.
Akhirnya saya coba lagi besoknya, dan masih sama. Agak curiga bahwa yang bawah yang pakai potrait mode, tapi gak yakin juga.


Akhirnya Senin 28 Juni 2021 saya coba ambil sample potrait mode lagi. Dan dapat saya simpulkan bahwa hasil photo yang dihasilkan oleh mode autonya lebih vivid karena adanya AI yang bisa di ON kan di mode auto nya. Mode potrait akan sedikit lebih pucat, walau mungkin bagi sebagian orang, warna yang tidak berlebihan seperti itu lebih disukai.


Contoh perbandingan lain antara photo bokeh dan auto.


Sementara mode ultra wide angle nya, saya coba pakai untuk memotret pohon durian di depan kantor. Lalu untuk melakukan foto makro pada kuncup bunga durian (yang semula saya kira buah). Makro nya memang tidak bisa terlalu dekat karena kamera ultra widenya tidak memiliki autofocus. Saat fokus pun tangan harus stabil agar fokus tidak terlempar ke background.


Seperti pada photo di bawah. Terlihat fokus malah beralih ke background. Beralih ke mode pro, dengan manual focus ke bunga kelengkeng, parameter lain diautokan, didapat efek bokeh yang sebenarnya jika dizoom tidak terlalu rapi dan tidak hasil tidak lebar seperti dengan lensa ultrawide (padahal bisa digeser ke ultrawide saat pro setelah saya coba). Namun lumayan untuk ala ala, dan tone warna nya masih agak mirip.



Untuk ukuran handphone gaming, camera blackshark masih acceptable terutama untuk orang seperti saya. Hanya saja versatilitasnya yang 'hanya' dapat memfasilitasi normal, auto, potrait, ultrawide, dan mode manual yang mungkin cukup umum untuk handphone midrange saat ini, mungkin jadi poin yang perlu dipertimbangkan.


Cukup sekian kesoktauan saya mengenai kamera handphone kali ini. Jika ada yang salah, boleh banget dikoreksi. Semoga pandemi cepat berakhir dan bisa kembali jalan-jalan dan hunting-hunting photo tanpa ada kekhawatiran lagi. Aamiin.



No comments:

Post a Comment