Halaman Depan

Thursday, March 27, 2014

Sebuah Keraguan Terulang


Di semester-semester akhir ini, muncul banyak pertanyaan dalam otak saya. Salah satunya yang paling besar yakni, "Kira-kira ntar habis lulus bakal kerja di mana ya?" Masa lalu seperti terulang. Dulu saat kelas XII SMA, pertanyaan yang mirip muncul. "Kira-kira nanti habis lulus kuliah di mana ya?". "Enaknya masuk jurusan apa ya?"

Mengingat saat menentukan pilihan jurusan kuliah. Cukup sulit juga. Waktu itu kita harus memperkirakan peluang masuk karena mayoritas yang pengen kuliah pada ngincer PTN. Menyesuaikan nya dengan minat, nilai rapor, dan juga prospek kerja nya nanti. Belum lagi menyusun strategi memilih jurusan dari yang grade tertinggi sampai grade terrendah. Ribet. Dengan mempertimbangkan berbagai hal tersebut, saya mulai khawatir ntar bisa kuliah di PTN atau tidak. Hal itu mengakibatkan saya ikut berbagai jalur masuk PTN dengan brutalnya. Saya langsung banyak-banyak coba jalur pendaftaran sebelum ujian nasional. Siapa tau ada yang kecantol. Alhamdulillah, Allah memberi saya kesempatan hingga akhirnya sekarang saya bisa kuliah di JTSL FT UGM.

Seperti yang saya tulis tadi, masa lalu seperti terulang. Memang gak sepenuhnya sama sih. Lulusan teknik sipil memiliki berbagai pilihan prospek kerja untuk ke depannya. Umumnya, mereka bisa jadi pekerja bidang konstruksi (konsultan pengawas, konsultan perencana, pelaksana proyek (kontraktor)), pegawai PU, dosen, pegawai tambang (bener gak yo istilahnya?) dan lain-lain hingga pegawai bank. Memang sih tidak menutup kemungkinan untuk memasuki pekerjaan yang sama sekali di luar bidang keahliannya. Dengan pilihan yang cukup banyak tersebut, wajar jika saya bingung mau kerja di mana. Terlebih lagi, selain terlalu banyak pilihan, banyak juga faktor lainnya.

Pekerjaan yang berkaitan dengan konstruksi, berkaitan dengan keselamatan pengguna produk konstruksi tersebut. Perlu pengalaman kerja yang cukup banyak. Belum lagi dunia konstruksi itu cukup gelap (Walau mungkin gak semua kayak gitu sih). Banyak uang yang 'abu-abu' bersliweran. Tegakah kita memberi makan keluarga dengan uang yang demikian? Bank juga gak jauh beda kayaknya. Entahlah kalo PU saya kurang tau. Dosen, perlu kemampuan akademis dan penyampaian yang bagus. Tambang biasanya persyaratan agak sulit dan harus siap berlama-lama di luar jawa. Kerja di luar bidang sipil, entah kerja seperti apa belum ada bayangan dan sayang juga kuliah nya. 

Sampai sekarang, saya masih ragu bakal pilih kerja di mana. Makin dipikir makin bikin bingung. Kita tidak akan pernah tahu masa depan kita, sampai kita mengalaminya. Yang penting, terus berdo'a saja kepada Allah agar dipertemukan dengan takdir yang paling baik. 


Postingan yang kurang menarik mungkin. Gak ada gambarnya. Isi nya terinspirasi dari obrolan saat les SAP 2000.

2 comments: